Minggu, 31 Maret 2013

Berkenalan dengan Angklung di Saung Mang Udjo

Readers.... Gimana long weekendnya kemarin? Selamat Paskah ya bagi merayakan :)
Kita mau mengulas tentang salah satu tempat wisata budaya yang namanya Saung Mang Udjo. Bagi teman - teman yang sudah follow twitter kita pasti sudah nggak asing lagi sama Saung Mang Udjo. Kita sempat membahas beberapa info tentang SAU (Saung Angklung Udjo). Nah, sekarang kita mau membahas secara lengkap nih!

Udjo Ngalagena dilahirkan sebagai putra keenam pada 5 Maret 1929. Sejak kecil ia sudah memperlihatkan bakatnya dalam dunia seni. Udjo mempelajari angklung dalam tangga nada dasar yaitu diatonik dan pentatonik. Akhirnya Udjo jadi jago memainkan berbagai alat musik, mulai dari musik tradisional, popular Indonesia, hingga musik Belanda. Udjo makin piawai dan jadi guru kesenian di sekolah - sekolah di Bandung. Untuk mempertajam keahliannya, ia belajar langsung dari maestro Sunda.

Udjo menikah dan dikaruniai 10 orang anak. Memang buah tidak jatuh jauh dari pohonnya, anak - anaknya juga tertarik dengan dunia musik terutama angklung. Mang Udjo wafat pada tahun 2001, sebelumnya ia sempat membuat SAU yang akhirnya diteruskan oleh anak - anaknya.

Saung Angklung Udjo (SAU) merupakan sebuah tujuan wisata budaya yang lengkap, karena SAU memiliki arena pertunjukan, pusat kerajinan bambu dan workshop untuk alat musik bambu. Disamping itu, kehadiran SAU di Bandung menjadi lebih bermakna karena kepeduliannya untuk terus melestarikan dan mengembangkan kebudayaan Sunda – khususnya Angklung – kepada masyarakat melalui sarana pendidikan dan pelatihan.
Sejak awal berdirinya SAU, tawa riang keceriaan, celoteh dan aktivitas ceria anak–anak selalu memenuhi setiap penjuru, sekaligus, menjadi jiwa dari tempat ini.

Mang Udjo mulai memproduksi angklungnya sendiri pada tahun 50an. Selama berdiri SAU sudah banyak mendapatkan penghargaan contohnya Piala Danamon Awards, penghargaan dari UNESCO, penghargaan MURI, dan banyak penghargaan lain yang membanggakan. Keren yah!

Gimana temen-temen tertarik nggak untuk berkunjung ke SAU? Selain menonton pertunjukan dari mereka kita bisa juga loh ikut mencoba alat musik angklung ini. Dan gak hanya mencoba untuk main angklung lho temen-temen, tapi kalian juga bisa belajar membuat angklung sendiri. Asik banget deh pokoknya, apalagi kalo dijadiin oleh-oleh nih, angklung ciri khas kalian sendiri.. Kurang spesial apa coba! Nah untuk kalian yang tertartik, SAU ini nggak jauh lho. Lokasinya di Bandung, jadi bagi kalian yang tinggal di Bandung atau yang suka jalan-jalan ke Bandung, ayo kunjungi SAUNG MANG UDJO!!

Selamat berekreasi! :-D

Source: www.angklung-udjo.co.id












Rabu, 27 Maret 2013

Hello Readers!

Halo teman-teman sekalian, sebelum kalian membaca lebih lanjut apa isi blog ini tentunya lebih enak kalau kita kenalan dulu. Kami adalah mahasiswi STIKOM The London School of Public Relations Jakarta yang terdiri dari Desy Apriyani, Karina Ayudhia, Louise Geertruida, Mellysa Ariani, dan Nadia Maharani. Kami berlima membuat sebuah campaign yang bertemakan "MODERNATION."

Ini adalah sebuah gerakan dengan upaya melestarikan tradisi-tradisi, budaya, dan peninggalan sejarah khas Indonesia. Mengapa kami memilih membuat gerakan ini? Ada pokok permasalahan yang perlu ditanggapi secara serius tentang tradisi dan budaya di Indonesia yang sudah mulai pudar seiring berjalannya waktu. Yang lebih ironis lagi, kami kerap kali mendengar tentang orang asing yang tertarik dan cinta dengan budaya Indonesia. Tidak hanya menjadi turis, namun mereka justru ingin mempelajari lebih dalam dan melestarikan budaya kita di luar negri.

Kita sebagai anak muda tentunya tidak ingin dibilang kuno dan ketinggalan jaman. Ingin selalu terlihat modern, in style, up to date, dan lain-lain. Banyak anak muda jaman sekarang yang terobsesi dengan trend-trend saat ini (western, Kpop, dll). Selain itu kita berlomba-lomba untuk berlibur ke negri orang dan melupakan keindahan budaya kita sendiri yang tidak kalah dengan di luar negri. Apakah kecintaan terhadap budaya Indonesia baru muncul ketika kita dihadapkan dengan situasi seperti waktu Malaysia mengklaim batik adalah milik mereka? Kita baru merasa kehilangan budaya kita pada saat terjadi konflik dengan negara lain, namun sebelum itu apakah kita sudah merasa melestarikannya?

Kami menyadari hal ini dan ingin mengajak teman-teman semua untuk mulai mencintai dan melestarikan budaya kita. Campaign ModerNation ini akan membahas perpaduan antara tradisi budaya lama dengan jaman globalisasi. Atau lebih singkatnya akulturasi. Perlu diingat bahwa kita dapat menjadikan peninggalan jaman dahulu tidak kalah cantik, keren, indah, dan bombastis dibandingkan dengan apa yang sedang menjadi trend di masa sekarang. Akulturasi bisa membawa hal positif jika kita mengaplikasikannya dengan baik dan tidak serta merta menghapus total budaya kita. 

Dengan gaya yang semenarik mungkin, kami akan mencoba menyajikan berbagai informasi yang dapat menumbuhkan kembali kecintaan teman-teman terhadap budaya Indonesia. Kami harap kalian bisa ikut bangga, turut serta, berpartisipasi dan memegang peran dalam upaya melestarikan budaya bersama kami, sehingga budaya kita seperti pakaian tradisional, musik tradisional, makanan tradisional, dan lainnya tetap eksis dan tidak punah.


See ya readers!!